A.
PENGERTIAN
NILAI AKHIR
Nilai
akhir sering juga dikenal dengan istilah nilai final adalah, nilai baik berupa
angka atau huruf yang melambangkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah
mereka mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu, dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
Penentuan
nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya pada dasarnya
merupakan pemberian dan penentuan pendapat pendidik terhadap peserta didiknya,
terutama mengenai perkembangan, kemajuan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh peserta didik yang berada dibawah asuhannya, setelah mereka menempuh
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
B.
FUNGSI
NILAI AKHIR
Secara
garis besar memiliki empat macam fungsi yaitu: fungsi intruksional, fungsi
informatif, fungsi bimbingan dan fungsi administratif.
1. Fungsi
Intruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting
dalam proses belajar mengajar kecuali mengusahakan agar perkembangan dan
belajar siswa mencapai tingkat optimal. Pemberian nilai merupakan salah satu
cara dalam usaha ke arah tujuan itu, asal dilakukan dengan hati-hati dan
bijaksana.
Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan suatu balikan (feed back / umpan balik) yang mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran atau sistem instruksional.
Apabila pemberian nilai dapat dilakukan
dengan cermat dan terperinci, maka akan lebih mudah diketahui pula keberhasilan
dan kegagalan siswa disetiap bagian tujuan. Oleh karena itu, penggabungan nilai
dari berbagai nilai sehingga menjadi nilai akhir, kadang-kadang dapat
menghilangkan arti dari petunjuk yang semula telah disajikan secara teliti.
Nilai rendah yang diperoleh seorang atau
beberapa siswa, jika disajikan dalam keadaan yang terperinci akan membantu
siswa dalam usaha memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi
berikutnya. Bagi pengelola pengajaran, sajian terperinci nilai siswa dapat
berfungsi menunjukan begian-bagian proses mana yang perlu diperbaiki.
2. Fungsi
Informatif
Memberikan nilai siswa kepada orang
tuanya mempunyai arti bahwa orang tua tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan
prestasi putranya di sekolah. Catatan ini akan sangat berpengaruh, terutama
bagi orang tua yang ikut serta menyadari tujuan sekolah dan perkembangan
putranya. Dengan catatan ini orang tua akan:
a.
sadar terhadap keadaan
putranya, untuk kemudian lebih baik memberi bantuan berupa perhatian, dorongan
ataupun bimbingan, dan
b.
hubungan orang tua dengan sekolah semakin
lebih baik.
3. Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai kepada siswa akan
mempunyai arti besar bagi pekerjaan bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai
siswa, petugas bimbingan akan segera tahu bagian-bagian mana dari usaha siswa
disekolah yang masih memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga mencakup
tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhubungan
dengan rasa sosial akan sangat membantu siswa dalam mengarahkannya sebagai
pribadi yang seutuhnya.
4. Fungsi
Administratif
Secara administratif pemberian nilai
akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya itu memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Menentukan
kenaikan dan kelulusan siswa.
b. Memindahkan
atau menempatkan siswa.
c. Memberikan beasiswa.
d. Memberikan
rekomendasi untuk melanjutkan belajar.
e. Memberi
gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para calon pemakai tenaga kerja.
C.
FAKTOR-FAKTOR
PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN NILAI AKHIR
Walaupun
hal yang dinilai tidak sama bagi setiap sekolah, namun secara garis besar dapat
ditentukan unsur umum dalam penilaian yang menyangkutnya faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan. Unsur-unsur umum tersebut itu adalah:
prestasi/pencapaian, usaha, aspek pribadi dan sosial, kebiasaan bekerja.
A. Prestasi
/ Pencapaian (achievement)
Nilai
prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol yang digunakan
untuk menyatakan nilai, bail huruf maupun angka, hendaknya hanya merupakan
gambaran tentang prestasi saja. Unsur pertimbangan atau kebijaksanaan guru
tentang usaha dan tingkah laku siswa tidak boleh ikut berbicara pada nilai
tersebut.
B. Usaha
(effort)
Disamping
nilai-nilai hasil belajar yang diacapai oleh peserta didik, faktor usaha yang
telah mereka lakukan juga perlu mendapat pertimbangan dalam rangka penentuan
nilai akhir. Sekalipun misalnya seorang peserta didik hanya dapat mencapai
nilai-nilai hasil belajar yang minimal (prestasinya rendah), namun apabila
pendidik dengan secara cermat dapat mengamati – sehingga dapat diperoleh bukti
bahwa dengan nilai-nilai hasil test, hasil belajar yang rendah itu sebenarnya
sudah merupakan hasil usaha yang sungguh-sungguh (sangat rajin dalam mengikuti
pelajaran, tekun didalam belajar dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada
peserta didik tersebut dapat diberikan nilai penunjuang sebagai penghargaan
atas usaha sungguh-sungguh dari peserta didik itu, tanpa mengenal rasa putus
asa.
Sebaliknya
bagi peserta didik yang memiliki nilai-nilai hasil tes hasil belajar yang
rendah tetapi dengan nilai-nilai yang rendah itu peserta didik tadi tidak
tampak adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki prsetasinya (malas
dalam mengikuti pelajaran, sering membolos, belajar setengah-setengah dan
sebagainya), maka adalah cukup beralasan bagi pendidik untuk memberikan nilai
akhir menurut apa adanya.
C. Aspek
Pribadi dan Sosial (personal and social characterisitics)
Karakter
yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok perlu juga mendapat pertimbangan dalam penentuan nilai akhir.
Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi belajarnya tergolong menonjol namun akhlaknya tidak baik, indisipliner, sering berbuat curang atau berbuat onar dan sebagainya perlu mendapatkan ”hukuman” seimbang berupa pengurangan nilai akhir.
Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi belajarnya tergolong menonjol namun akhlaknya tidak baik, indisipliner, sering berbuat curang atau berbuat onar dan sebagainya perlu mendapatkan ”hukuman” seimbang berupa pengurangan nilai akhir.
D. Kebiasaan
Bekerja (working habits)
Yang
dimaksud dengan kebiasaan kerja disini adalah hal-hal yang berhubungan dengan
kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: tepat waktu atau tidaknya dalam
menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapih tidaknya hasil pekerjaan rumah
tersebut, ketelitiannya dalam menghitung dan sebagainya. Dapat juga dimasukan
disini: kebersihan badan, kerapian berpakaian dan sebagainya.
D.
CARA MENENTUKAN NILAI
AKHIR
Tiap
guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting dan tidaknya bagian
yang dilakukan siswa. Yang dimaksudkan dengan kegiatan-kegiatan siswa misalnya:
menyelesaikan tugas, mengikuti diskusi, menempuh tes formatif, menempuh tes
tengah semester, tes semester, rajin dalam mengikuti proses KBM, dan
sebagainya.
Penentuan
nilai akhir dilakukan terutama pada waktu guru akan mengisi raport atau STTB.
Biasanya dalam menentukan nilai akhir ini guru sudah dibimbing oleh suatu
peraturan atau pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah atau kantor/badan yang
membawahinya.
Beberapa
contoh cara penentuan nilai akhir :
Sebelum dibicarakan lebih lanjut
mengenai cara-cara yang dapat ditempuh dalam rangka menentukan nilai akhir
perlu diingatkan tentang adanya dua bentuk penilaian, yaitu penilaian dalam
bentuk formatif dan penilaian dalam bentuk sumatif.
Penilaian yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes
formatif sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan
instruksional yang telah dirumuskan dalam setiapsatuan pelajaran. Adapun tes
sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik terhadap penguasaan
bahan pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka waktu
tertentu. Akan tetapi oleh karena tes sumatif itu pada umumnya tidak sering
dilakukan, maka untuk dapat menjaga kesinambunganpenilaian dan hasil penilaian
yang dipandang lebih mantap bagi setiap peserta didik, maka penentuan nilai
akhir pada umumnya dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilai-nilai hasil
tes formatif dengan nilai hasil tes sumatif.
Berikut ini dikemukakan dua macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam penentuan nilai akhir.Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu nilai hasil rata-rata ulangan harian, dengan nilau hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum yang dikali 2 kemudian dibagi 3. Dengan rumus :
(F1 + F2 + F3 …………..Fn)
+ 2S
n
NA =
3
Berikut ini dikemukakan dua macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam penentuan nilai akhir.Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu nilai hasil rata-rata ulangan harian, dengan nilau hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum yang dikali 2 kemudian dibagi 3. Dengan rumus :
(F1 + F2 + F3 …………..Fn)
+ 2S
n
NA =
3
NA
= Nilai akhir
F1 = Nilai hasil tes formatif ke -1
F2 = Nilai hasil tes formatif ke-2
F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3
F4 = Nilai hasil tes formatif ke –n
n = Banayknya kali tesformatif dilaksanakan
2&3 = bilangan konstan (2 bobot formatif, 3 bobot tes secara keseluruhan
F1 = Nilai hasil tes formatif ke -1
F2 = Nilai hasil tes formatif ke-2
F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3
F4 = Nilai hasil tes formatif ke –n
n = Banayknya kali tesformatif dilaksanakan
2&3 = bilangan konstan (2 bobot formatif, 3 bobot tes secara keseluruhan
0 komentar:
Posting Komentar